Rabu, 12 Januari 2011

ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM SEBAGAI DASAR PEMBUATAN PETA PENDAFTARAN TANAH (Studi Kasus : Kabupaten Pati, Jawa Tengah)

A.   Latar Belakang
Peta Pendaftaran Tanah adalah peta yang menggambarkan bidang atau bidang-bidang tanah untuk keperluan pembukuan tanah (Badan Pertanahan Nasional 1998). Pembuatan Peta Pendaftaran Tanah sebagian besar masih menggunakan metode terestrial dan fotogrametrik.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi serta akurasi dalam proses pembuatan peta. Salah satu cara untuk melakukan proses updating peta adalah dengan menerapkan teknologi penginderaan jauh dengan menggunakan citra satelit, dengan cara melakukan pengolahan data citra dan menganalisis perubahan yang terjadi dengan pemetaan sebelumnya dengan menginterpretasi objek-objek yang terdapat di wilayah tersebut.
Perkembangan teknologi penginderaan jauh terutama citra Advanced Land Observing Satelite- Panchromatic Remote Sensing Instrument for Stereo Mapping (ALOS-PRISM) memudahkan dalam penyediaan peta dan kajian mengenai pemantauan regional. ALOS-PRISM memiliki keunggulan mampu menyajikan data dengan resolusi hingga 2,5 m, sehingga diharapkan dapat menjadi suatu alternatif metode updating Peta Pendaftaran Tanah oleh BPN, khususnya Kantor Pertanahan Kabupaten Pati.



            B.  Satelit ALOS
Satelit ALOS  adalah satelit milik Jepang yang merupakan satelit generasi lanjutan dari JERS-1 dan ADEOS  yang dilengkapi dengan teknologi yang lebih maju, untuk memberikan kontribusi bagi dunia penginderaan jauh, terutama bidang pemetaan, pengamatan tutupan lahan secara lebih presisi dan akurat, sehingga untuk keperluan tersebut pada satelit dipasang dual frequency GPS receiver dan star tracker dengan presisi tinggi.
ALOS adalah satelit terbesar yang dikembangkan dan diluncurkan olehJAXA’s Tanegashima Space Center Jepang yang diluncurkan pada tanggal 24 Januari 2006 dengan menggunakan roket H-IIA. Satelit ini didesain untuk dapat beroperasi selama 3–5 tahun, dengan membawa 3 sensor, yaitu PRISM dengan resolusi 2,5 meter, Advanced Visible and Near Infrared Radiometer type-2 (AVNIR-2) dengan resolusi 10 meter dan Phased Array type L-band Synthetic Aperture Radar (PALSAR) dengan resolusi 10 meter dan 100 meter. Periode kunjungan ulang (re-visiting period) dari satelit ALOS adalah 46 hari, akan tetapi untuk kepentingan pemantauan bencana alam atau kondisi darurat, satelit ALOS ini mampu melakukan observasi dalam waktu 2 hari.


      Gambar 1. Satelit ALOS
(Sumber : http://www.jaxa.jp/projects/sat/alos/index_e.html)

















               Sensor PRISM  memiliki tiga system optis yang memungkinkan data dapat direkam pada saat yang bersamaan, yaitu melalui mode observasi dari arah nadir, depan (forward) dan belakang (backward). Dengan kemampuan seperti ini dimungkinkan untuk membangun data 3-D (tree dimensional terrain data) dengan tingkat akurasi yang tinggi.Teleskop observasi pada arah nadir di sensor PRISM ini memiliki lebar sapuan 70 km, sedangkan teleskop observasi arah depan dan belakang (triplet mode) masing-masing mempunyai lebar sapuan 35 km.


               Tabel 1. Karakteristik Sensor PRISM

Jumlah Band
1 (Panchromatik)
PanjangGelombang
0,52 – 0,77 micrometer
JumlahOptik
3 (Nadir, depan, belakang)
ResolasiSpasial
2,5 (Nadir)
LebarSapuan
70 km
S/N
>70
MTF
>0.2
JumlahDetektor
28000 / band  (lebarsapuan 70km)
14000 / band  (lebarsapuan 35km)
Panjang Bit
8 bit
              (Sumber: http://www.jaxa.jp/projects/sat/alos/index_e.html)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer